Thursday, 20 February 2014

Lirik Lagu Ketimun Bungkuk (Lagu Daerah)

malang nasib ketimun bungkuk dak masuk dalam timbangan 
malang nasib ketimun bungkuk dak masuk dalam timbangan
dak jugo dalam itungan aduh sayang...
apolagi masuk dalam idangan 
apolagi masuk dalam idangan

reff
malang nian nasib badan macam ketimun lain
di sapo dipilih kawan berego bukan main
malang nian nasib awak kemano badan di bawak
kemano kaki di anjak aduh sayang


jangan la beibo nian wahai ketimun bungkuk
esok subuh masih ayam bekukuk
segalonyo isi alam pasti ado duonyo
kalu ado malam ado siang nyo

Lirik Lagu Mak Inang (Lagu Daerah)


Mak inang selendanglah mak inang
Leok ke kiri kanan lengganglah ke kanan sayang

Selamo tunang duduklah batunang hai
tiduk dak nyenyak kenyang makanlah dak kenyang

Tarentang rawe si talilah rawe
Titian tupe balek si tungganglah balek sayang

Harilah petang sawe bebunyilsh sawe hai
Hitamlah manis baleklah ngajaklah balek

Cubolsh cubo lumbang mainlah galumbang
sampai ke tepi tampah membawalah tampah sayang

Cubolah cubo mumbang menanamlah mumbang hai
nasiblah baik tuan negeri batuah

Cik siti mengepanglah yang rambut
Rambut bekepang kanan sebelahlah kanan sayang

Kalaulah sudi sambut suratlah di sambut hai
Kalaulah ngidak laman buanglah ke laman   

Lirik Lagu Batik Jambi ( Lagu Daerah)

Malam lah iko malam bainai sayang

(malam ini malam bainai )
esok luso kanti besanding 
(Besok lusa teman duduk di pelaminan)
mano lah kain nan kan di pakai 
(mana kain yang akan di pakai)
kain nan lamo idak sebanding 
(kain yang sudah lama tidak sebanding)


apolah pulak idak sebanding sayang 
(kenapa tidak sebanding..Sayang)
pakaian lamo tu elok jugo 
(Pakain yang lama masih bagus juga)
tekabar kanti duduk besanding 
(terdengar kabar teman hendak duduk pelaminan)
kito di rumah jangan belago 
(kita di rumah jangan bertengkar)


cubo la tengok tetanggo bang 
( cobalah lihat tetangga...bang)
kain nyo elok bebungo-bungo 
(kain nya indah berbunga-bunga)
dak bosan mato memandang 
(tidak bosan mata memandang)
kain besulam benang berado 
(kain bersulam benang sutra)


oooii...kalulah itu nan adik katokan 
(kalaulah itu yang adik katakan)
rasonyo abang dak salah lagi 
(rasanya abang tak salah lagi)
kain tenamo tenunan seberang 
(kain ternama tenunan seberang "Sebrang kota Jambi sentra batik jambi")
itulah dio si batik Jambi 
(itula dia batik jambi)


Buah keduduk buah belimbing.....Sayang 
(Buah Keduduk Buah Belimbing...sayang)
jangan di petik di pagi hari 
(Jangan di petik pagi hari)
nengok penganten duduk besanding 
(lihat mempelai duduk di pelaminan)
kito beduo be batik jambi 
(kita berdua pakai Batik Jambi)

Lirik Lagu Petra Sihombing - Mine


Girl your heart, girl your face
is so different from them others
I say, you're the only one that I'll adore

Cos everytime you're by my side
My blood rushes through my veins
And my geeky face, blushed so silly oo yeah, oyeah

And I want to make you mine

Reff :
Oh baby I'll take you to the sky
Forever you and I, you and I
And we'll be together till we die
Our love will last forever
and forever you'll be mine, you'll be mine

Girl your smile and your charm
Lingers always on my mind
I'll say, you're the only
one that I've waited for

Kompleks Candi Muaro Jambi

       Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Muaro Sebo,Kabupaten Muaro JambiJambiIndonesia, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Koordinat Selatan 01* 28'32" Timur 103* 40'04". Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke-11 M. Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatera. Dan sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.

  Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentinganmiliter. Baru tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius yang dipimpin R. Soekmono. Berdasarkan aksara Jawa Kuno[rujukan?] pada beberapa lempeng yang ditemukan, pakar epigrafi Boechari menyimpulkan peninggalan itu berkisar dari abad ke-9-12 Masehi. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar,[1] dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi KotomahligaiKedatonGedong SatuGedong DuaGumpungTinggiTelago RajoKembar Batu, dan Candi Astano.
         Dari sekian banyaknya penemuan yang ada, Junus Satrio Atmodjo menyimpulkan daerah itu dulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Ada manik-manik yang berasal dariPersiaChina, dan India. Agama Buddha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan diketemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang membentuk mandala.
      Kompleks percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektaryang membentang searah dengan jalur sungai. Situs ini berisi 61 candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum dikupas (diokupasi).[1] Dalam kompleks percandian ini terdapat pula beberapa bangunan berpengaruh agama Hindu.
       arca prajnaparamitadwarapalagajahsimhaumpak batulumpang/lesung batuGong perunggu dengan tulisan Cinamantra Buddhis yang ditulis pada kertasemaskeramik asing, tembikarbelanga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manikbata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmenbesi dan perunggu. Selain candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak.


Di dalam kompleks tersebut tidak hanya terdapat candi tetapi juga ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, kolam tempat penammpungan air serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata kuno. Dalam kompleks tersebut minimal terdapat 85 buah menapo yang saat ini masih dimiliki oleh penduduk setempat. Selain tinggalan yang berupa bangunan, dalam kompleks tersebut juga ditemukan